Sebuah video memperlihatkan seorang guru di Demak naik ke atas meja, lalu menendang siswa di kelas Aksi tersebut langsung viral. Dan memicu gelombang kritik di media sosial. Publik menuntut keadilan, sementara pemerintah turun tangan. Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Riza Patria, merespons tajam kejadian itu.
Video Kekerasan yang Menggemparkan
Kejadian berlangsung di salah satu sekolah menengah pertama di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dalam video berdurasi kurang dari satu menit itu, seorang guru terlihat marah, kemudian melompat ke atas meja di depan kelas. Tanpa ragu, ia mengarahkan tendangan ke siswa yang duduk di barisan depan.
Suara teriakan siswa lain terdengar jelas. Beberapa murid tampak ketakutan. Alih-alih menenangkan suasana, guru tersebut justru semakin emosi. Rekaman itu menyebar cepat melalui WhatsApp dan Instagram, hingga akhirnya menjadi topik utama pemberitaan nasional.
Wamen Riza: “Tidak Ada Ruang untuk Kekerasan di Sekolah”
Wakil Menteri Riza Patria menanggapi kejadian tersebut dengan tegas. Dalam konferensi pers singkat di Jakarta, ia menyatakan bahwa dunia pendidikan tidak boleh menjadi tempat untuk melampiaskan emosi.
“Kami tidak akan mentoleransi kekerasan dalam bentuk apa pun, apalagi di lingkungan sekolah,” ujar Riza. Ia menegaskan bahwa guru memiliki tanggung jawab mendidik, bukan mengintimidasi.
Menurutnya, tindakan guru tersebut mencoreng citra pendidikan nasional. Meskipun mungkin ada alasan pribadi atau pemicu emosional, Riza tetap menekankan bahwa kekerasan bukan solusi.
Pemerintah Turun Tangan, Dinas Pendidikan Bergerak Cepat
Setelah video menyebar, Dinas Pendidikan Kabupaten Demak langsung menggelar investigasi internal. Mereka memanggil guru yang bersangkutan, kepala sekolah, serta siswa-siswa yang berada di kelas saat kejadian.
Tak menunggu lama, pihak sekolah memberikan keterangan awal. Mereka menyebut bahwa guru tersebut sudah lama mengajar dan dikenal disiplin. Namun, akhir-akhir ini ia mengalami tekanan pribadi yang memengaruhi emosinya di kelas.
Walau begitu, Dinas Pendidikan tetap menonaktifkan guru tersebut sementara waktu. Tujuannya jelas: melindungi siswa dan mencegah kejadian serupa terulang.
Reaksi Publik: Orang Tua dan Siswa Marah
Kemarahan publik bukan hanya datang dari warganet. Para orang tua siswa langsung mendatangi sekolah. Mereka menuntut penjelasan dan menuntut perlindungan terhadap anak-anak mereka. Banyak yang merasa khawatir anak-anak akan trauma dan kehilangan semangat belajar.
Salah satu orang tua, ibu dari siswa yang ditendang, mengungkapkan kekecewaannya. “Anak saya tidak berani masuk sekolah. Dia masih syok,” ujarnya kepada wartawan. Ia meminta pemerintah memberi sanksi tegas kepada pelaku.
Di sisi lain, beberapa murid mengungkapkan bahwa kejadian itu bukan kali pertama. Menurut mereka, guru tersebut sering memarahi siswa dengan nada tinggi, bahkan kadang melempar penghapus jika ada yang tidak fokus.
Pakar Pendidikan: “Kekerasan Adalah Kegagalan Metode Mengajar”
Psikolog pendidikan dan pakar perilaku remaja, Dr. Yuniarti Sulistyo, ikut memberikan pendapat. Ia menyebut bahwa kekerasan fisik di ruang kelas mencerminkan kegagalan dalam metode pembelajaran.
“Guru seharusnya menjadi fasilitator, bukan penguasa mutlak di kelas,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa setiap bentuk intimidasi bisa menimbulkan trauma jangka panjang pada siswa.
Lebih jauh, Dr. Yuniarti mendorong Kementerian Pendidikan untuk meningkatkan pelatihan emosi bagi guru. Ia menyarankan program pendampingan mental secara rutin agar guru mampu mengelola stres dengan baik.
Sekolah Harus Menjadi Ruang Aman
Dalam kesempatan lain, Wamen Riza menekankan pentingnya menciptakan iklim sekolah yang aman dan menyenangkan. Ia meminta kepala sekolah memperkuat pengawasan dan memperbaiki komunikasi antar guru dan siswa.
Selain itu, ia juga mendorong semua pihak—termasuk orang tua—untuk melaporkan setiap indikasi kekerasan di lingkungan sekolah. “Jangan diam. Kalau ada kekerasan, segera laporkan ke kepala sekolah atau dinas pendidikan,” katanya.
Pernyataan itu disambut baik oleh aktivis pendidikan. Mereka menilai bahwa suara dari kementerian bisa memberi tekanan positif untuk mempercepat reformasi sistem pengawasan di sekolah.
Upaya Pemulihan Psikologis untuk Siswa
Dinas Pendidikan Kabupaten Demak kini menggandeng psikolog untuk mendampingi siswa yang menjadi korban. Mereka menyusun program pemulihan trauma melalui sesi konseling dan kegiatan kreatif.
Selain itu, sekolah juga akan menggelar pelatihan manajemen konflik untuk para guru. Tujuannya jelas: membekali pendidik dengan keterampilan emosional agar bisa mengendalikan diri di bawah tekanan.
Kepala sekolah pun ikut angkat suara. Ia menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut dan berjanji melakukan evaluasi besar-besaran.
Pendidikan Bukan Arena Kekuasaan
Pendidikan seharusnya menjadi tempat tumbuhnya karakter, bukan tempat kekuasaan tunggal. Saat guru menggunakan kekerasan, makna pendidikan menjadi kabur. Riza Patria mengajak semua guru untuk kembali pada semangat mendidik yang berlandaskan kasih dan empati.
“Tidak ada murid yang sempurna. Namun, setiap guru punya pilihan: membina atau menghancurkan,” ucap Riza dalam wawancaranya.
Ia pun mengingatkan bahwa profesi guru adalah kehormatan, bukan sekadar pekerjaan. Oleh karena itu, ia mendesak reformasi budaya mengajar agar lebih ramah dan menghargai hak siswa.
Penutup: Reformasi Harus Dimulai Sekarang
Kasus di Demak bukan yang pertama. Namun, semoga menjadi yang terakhir. Kejadian ini seharusnya mendorong perbaikan sistem dari hulu ke hilir. Pendidikan tidak bisa berkompromi dengan kekerasan.
Riza Patria telah menyuarakan sikap tegas. Kini, saatnya semua pemangku kepentingan bergerak. Demi generasi muda yang sehat secara mental, terlindungi secara fisik, dan tumbuh dalam lingkungan belajar yang bermartabat.
Baca Juga: Potret Penampakan Fenomena Strawberry Moon Sejumlah Negara
Drive sales, collect commissions—join our affiliate team! https://shorturl.fm/pnMG8
Start sharing our link and start earning today! https://shorturl.fm/ajMWm
Drive sales, earn big—enroll in our affiliate program! https://shorturl.fm/lHQvn
Sign up now and access top-converting affiliate offers! https://shorturl.fm/QhKdR
Your influence, your income—join our affiliate network today! https://shorturl.fm/iJQ3m
https://shorturl.fm/SzolC
https://shorturl.fm/0rxFM
https://shorturl.fm/PReTb
https://shorturl.fm/T5F64
https://shorturl.fm/q6Gkf
https://shorturl.fm/OMb1U
https://shorturl.fm/zPY6b
https://shorturl.fm/pqti1