Generasi X, yang lahir antara pertengahan 1960-an hingga awal 1980-an, sering dianggap memiliki pola hidup dan nilai yang jauh berbeda dari Gen Z, generasi yang tumbuh di era digital penuh informasi instan. Namun, menariknya, semakin banyaknya kebiasaan Gen X yang justru kini diadopsi dan dihargai oleh Gen Z.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski teknologi dan gaya hidup berubah, beberapa prinsip lama tetap relevan. Gen Z mulai melihat kebiasaan Gen X bukan sebagai hal kuno, melainkan sebagai sumber inspirasi untuk hidup lebih seimbang dan bermakna.
1. Mengutamakan Waktu Berkualitas Tanpa Gadget
Gen X tumbuh di masa ketika ponsel dan internet belum mendominasi kehidupan sehari-hari. Mereka terbiasa menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman tanpa gangguan layar. Aktivitas seperti makan bersama, ngobrol di teras rumah, atau bermain di luar menjadi rutinitas yang mempererat hubungan.
Gen Z, yang lelah dengan notifikasi tak henti-hentinya, mulai meniru kebiasaan ini. Banyak anak muda sekarang sengaja menerapkan “digital detox” atau waktu tanpa gadget. Mereka memilih mengobrol langsung atau menikmati hobi yang membuat mereka fokus pada momen, bukan layar.
Kebiasaan ini dianggap penting untuk menjaga kesehatan mental sekaligus memperdalam kualitas interaksi sosial.
2. Memperbaiki Barang daripada Membeli Baru
Di era Gen X, memperbaiki barang yang rusak menjadi hal wajar. Kini, Gen Z yang peduli lingkungan melihat kebiasaan ini sebagai bentuk gaya hidup berkelanjutan. Mereka mulai tertarik belajar keterampilan dasar seperti menjahit, memperbaiki perabot, atau merawat perangkat elektronik.
Bagi Gen Z, memperbaiki barang bukan hanya soal hemat uang, tapi juga bentuk kontribusi terhadap pengurangan sampah. Media sosial bahkan penuh dengan konten “upcycling” dan DIY yang menghidupkan kembali semangat kreatif seperti di era Gen X.
3. Mengandalkan Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Gen X cenderung disiplin dalam mengatur keuangan. Mereka terbiasa membuat anggaran, menabung untuk masa depan, dan menghindari utang konsumtif. Semua ini lahir dari pengalaman hidup di era ekonomi yang penuh tantangan, termasuk krisis moneter.
Gen Z, yang menghadapi biaya hidup tinggi dan ketidakpastian ekonomi global, mulai mengadopsi pola ini. Mereka belajar mengatur pengeluaran, membuat tabungan darurat, bahkan berinvestasi sejak usia muda.
Kebiasaan Gen X mengajarkan bahwa kestabilan finansial tidak tercapai secara instan, tetapi melalui kebiasaan kecil yang konsisten.
4. Menjaga Koneksi Sosial di Dunia Nyata
Bagi Gen X, menjaga hubungan sosial berarti hadir secara fisik. Mereka mengunjungi tetangga, menghadiri acara komunitas, dan menjaga silaturahmi melalui pertemuan langsung.
Di tengah maraknya interaksi virtual, Gen Z mulai merasa rindu akan koneksi nyata. Mereka mulai mencari komunitas offline, ikut kegiatan sosial, dan menghadiri acara tatap muka untuk membangun hubungan yang lebih autentik.
Banyak anak muda menyadari bahwa kedekatan emosional lebih mudah terbangun melalui tatapan mata dan percakapan langsung, bukan sekadar lewat chat atau emoji.
5. Menghargai Kesabaran dan Proses
Gen X terbiasa menjalani proses panjang untuk mencapai tujuan. Mereka memahami bahwa hasil yang baik sering kali lahir dari kerja keras, konsistensi, dan kesabaran.
Gen Z, yang tumbuh di era serba cepat, mulai melihat nilai dalam proses tersebut. Dalam dunia kerja maupun hobi, mereka belajar bahwa kesuksesan tidak selalu instan. Menunggu, berlatih, dan menghadapi tantangan justru membuat pencapaian terasa lebih memuaskan.
Contohnya, banyak Gen Z yang tertarik kembali pada hobi lama seperti berkebun, membuat kerajinan tangan, atau memasak dari nol. Aktivitas ini membutuhkan waktu dan kesabaran, namun memberikan kepuasan batin yang besar.
Mengapa Gen Z Mulai Menghargai Kebiasaan Ini?
Ada beberapa alasan mengapa Gen Z mulai menilai kebiasaan Gen X sebagai sesuatu yang layak ditiru:
-
Kelelahan Digital – Kehidupan online yang padat membuat mereka mencari keseimbangan.
-
Krisis Ekonomi – Kebutuhan untuk hidup hemat mendorong mereka meniru pola keuangan Gen X.
-
Kesadaran Lingkungan – Tren ramah lingkungan membuat gaya hidup minim limbah semakin populer.
-
Kerinduan akan Interaksi Nyata – Pandemi mengajarkan pentingnya hubungan tatap muka.
Perubahan pandangan ini membuktikan bahwa nilai-nilai lama tidak pernah benar-benar hilang, hanya menunggu generasi baru untuk menemukannya kembali.
Perpaduan Dua Generasi
Hubungan antara Gen X dan Gen Z kini menjadi lebih positif. Kedua generasi bisa saling belajar dan mengisi kekurangan masing-masing. Gen X dapat mengajarkan keterampilan praktis, kesabaran, dan prinsip hidup yang teruji waktu. Sementara itu, Gen Z membawa energi, kreativitas, dan pemikiran progresif yang menyegarkan.
Kolaborasi ini terlihat dalam banyak bidang, mulai dari dunia kerja, komunitas kreatif, hingga gerakan sosial. Saat nilai-nilai lama berpadu dengan inovasi baru, terciptalah pola hidup yang lebih kaya dan seimbang.
Penutup
Lima kebiasaan Gen X yang kini dihargai Gen Z menunjukkan bahwa nilai-nilai hidup tidak pernah lekang oleh waktu. Di tengah derasnya arus perubahan, prinsip seperti menghargai waktu berkualitas, merawat barang, mengatur keuangan, menjaga hubungan nyata, dan menghormati proses justru semakin relevan.
Generasi muda kini membuktikan bahwa belajar dari masa lalu bukan berarti mundur, melainkan langkah maju untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Baca Juga: Fajar/Rian Ditargetkan Juara di Kejuaraan Dunia 2025
https://shorturl.fm/xhN9m