Kopi

3 Waktu yang Tak Direkomendasikan Minum Kopi Menurut Ahli Gizi

Kopi sudah melekat dalam kehidupan banyak orang. Aromanya membangkitkan semangat, rasanya menenangkan, dan kafeinnya sering menjadi senjata utama untuk melawan rasa kantuk. Namun, ahli gizi mengingatkan bahwa minum kopi tidak boleh sembarangan. Waktu yang salah justru bisa merusak ritme tubuh, mengganggu kualitas tidur, bahkan menurunkan manfaat alami dari kafein itu sendiri. Karena itu, penting sekali memahami kapan tubuh sebaiknya tidak menerima asupan kopi.

Kopi

Pagi Setelah Bangun Tidur

Banyak orang langsung meraih secangkir kopi begitu membuka mata. Mereka percaya kafein bisa segera memberi energi untuk memulai hari. Namun, ahli gizi justru mengingatkan, minum kopi saat baru bangun tidur bukan pilihan tepat. Tubuh secara alami memproduksi hormon kortisol di pagi hari. Hormon ini berfungsi meningkatkan kewaspadaan dan menjaga energi tetap stabil.

Ketika seseorang meneguk kopi saat kortisol masih tinggi, kafein tidak bekerja maksimal. Selain itu, tubuh bisa mengembangkan toleransi terhadap kafein lebih cepat. Akibatnya, seseorang butuh jumlah kopi lebih banyak agar merasakan efek yang sama. Maka, lebih baik menunggu sekitar satu hingga dua jam setelah bangun tidur sebelum menyesap kopi pertama. Dengan begitu, tubuh sudah menurunkan kadar kortisol, dan kafein bisa bekerja lebih efektif.

Larut Malam Menjelang Tidur

Minum kopi pada malam hari jelas berisiko besar. Kafein dapat bertahan di dalam tubuh selama empat hingga enam jam. Jika seseorang minum kopi saat larut malam, otak tetap terstimulasi ketika tubuh seharusnya bersiap istirahat. Akibatnya, tidur terganggu, kualitas istirahat menurun, dan keesokan harinya tubuh merasa lelah meskipun sudah tidur cukup lama.

Ahli gizi menekankan bahwa tidur yang berkualitas jauh lebih penting daripada energi instan dari kopi malam hari. Jika seseorang benar-benar merasa mengantuk saat harus menyelesaikan pekerjaan, pilihan lebih sehat adalah beristirahat sejenak atau melakukan peregangan. Kafein hanya menunda rasa kantuk tanpa menyelesaikan akar masalah, yaitu kebutuhan tubuh untuk tidur. Karena itu, minum kopi sebaiknya dihindari setidaknya enam jam sebelum waktu tidur.

Saat Perut Kosong

Banyak orang terbiasa menyeruput kopi di pagi hari sebelum sarapan. Kebiasaan ini tampak praktis, tetapi ahli gizi menilai kebiasaan tersebut berisiko. Kafein bisa merangsang produksi asam lambung. Jika perut masih kosong, asam berlebih dapat memicu rasa perih, nyeri ulu hati, bahkan memperparah gangguan lambung seperti gastritis.

Selain itu, kopi tanpa makanan pendamping sering membuat energi terasa naik secara cepat lalu turun drastis. Kondisi ini bisa memicu rasa lemas, gemetar, atau sulit berkonsentrasi. Karena itu, lebih baik seseorang mengonsumsi makanan ringan atau sarapan sehat sebelum menikmati kopi. Dengan begitu, tubuh menerima kafein lebih stabil tanpa mengganggu kesehatan lambung.

Pentingnya Memilih Waktu yang Tepat

Mengatur waktu minum kopi bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi juga soal kesehatan jangka panjang. Tubuh memiliki ritme sirkadian yang mengatur kapan seseorang merasa segar atau mengantuk. Kafein yang masuk di waktu salah justru merusak keseimbangan alami ini.

Dengan memahami tiga waktu yang sebaiknya dihindari, seseorang bisa menikmati kopi dengan lebih bijak. Minum kopi dua hingga tiga kali sehari masih dianggap aman, selama waktunya tepat. Pagi setelah kortisol menurun, siang menjelang sore, atau sebelum aktivitas berat bisa menjadi pilihan yang jauh lebih bermanfaat.

Kopi sebagai Teman, Bukan Ketergantungan

Ahli gizi juga mengingatkan bahwa kopi sebaiknya menjadi teman, bukan ketergantungan. Jika seseorang merasa tidak bisa berfungsi tanpa kopi, kemungkinan besar tubuh sudah mengalami ketergantungan kafein. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, mudah marah, atau rasa lelah berlebihan ketika melewatkan satu cangkir.

Untuk menghindari hal ini, seseorang perlu mengatur konsumsi secara bijak. Selain memperhatikan waktu, ia juga bisa mencoba membatasi jumlah. Dua hingga tiga cangkir berukuran sedang per hari sudah cukup untuk memberi manfaat tanpa menimbulkan risiko.

Alternatif Sehat Pengganti Kopi

Bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi kopi, banyak pilihan lain yang tetap bisa memberi energi. Teh hijau, misalnya, mengandung kafein lebih ringan dan kaya antioksidan. Air putih dingin juga bisa menyegarkan tubuh sekaligus menjaga hidrasi. Bahkan olahraga ringan di pagi atau siang hari terbukti lebih efektif dalam meningkatkan fokus daripada secangkir kopi larut malam.

Dengan beragam alternatif tersebut, seseorang tidak harus selalu bergantung pada kopi untuk menjaga semangat. Hal terpenting adalah pola hidup seimbang: tidur cukup, makan bergizi, dan rutin bergerak.

Kesimpulan: Nikmati Kopi dengan Bijak

Kopi memang nikmat, tetapi tidak semua waktu tepat untuk menikmatinya. Ahli gizi menegaskan tiga momen yang sebaiknya dihindari: saat baru bangun tidur, saat perut kosong, dan saat larut malam menjelang tidur. Dengan menghindari waktu tersebut, tubuh bisa menerima manfaat kopi secara optimal tanpa mengalami dampak negatif.

Kopi tetap bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat asalkan seseorang tahu cara menikmatinya. Dengan disiplin, kreativitas, dan kesadaran, kopi tidak hanya sekadar minuman, melainkan juga sahabat yang mendukung produktivitas tanpa merusak kesehatan.

Baca Juga: Surat Undangan Rapat Pernikahan Putri Kepala BNPB Kop Resmi

Satu Komentar pada “3 Waktu yang Tak Direkomendasikan Minum Kopi Menurut Ahli Gizi”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *